Kemang Steak Yang Bukan Di Kemang
"Kemang Steak 'koq lokasinya bukan di Kemang?"
"Restorannya di PIK kenapa namanya Kemang Steak, apa maksudnya ya?"
Demikian pertanyaan-pertanyaan yang hampir selalu muncul di benak para pengunjung mengenai nama restoran yang terkesan tidak cocok dengan lokasi. Saya pun sempat bertanya-tanya dalam hati, namun beruntung segera mendapat jawaban yang pasti akurat, karena berasal dari pemiliknya langsung.
Adalah Ibu Hj. Henny, sang pendiri Kemang Steak, yang awalnya bereksperimen mmbuat steak bermodalkan demo masak makanan Eropa dan hobi beliau memasak. Dari tangan beliau tercipta resep steak legendaris yang khas dan sesuai selera orang Indonesia. Lokasi pertama restoran yang dibuka Ibu Hj. Henny pada tahun 1992 memang berada di daerah Kemang, maka dinamakanlah Kemang Steak.
Setahun kemudian Kemang Steak berpindah lokasi ke Jl. Haji Nawi Raya, dan sukses beroperasi selama bertahun-tahun di sini. Saya sebut sukses, karena saya ingat dulu setiap kali melewati jalan tersebut -baik pada siang, sore, maupun malam hari, restoran ini selalu ramai pengunjung. Sebuah restoran yang tampak sederhana dengan papan nama bertuliskan "Pondok Kemang Steak", namun parkirannya selalu penuh dan dapurnya terus mengepulkan asap bakaran beraroma sedap. Barangkali Anda pernah melewati restoran ini seperti saya, atau bahkan sudah pernah mampir?
Sempat tutup di tahun 2009 dan vakum dari bisnis kuliner selama lima tahun, Ibu Hj. Henny membuka kembali Kemang Steak di tahun 2014 dengan konsep baru. Resep steak tetap sama, karena disitulah keistimewaannya, namun "kemasan" restoran kini "naik kelas". Bekerja sama dengan Bapak David Very Susanto sebagai managing director, Kemang Steak yang sekarang benar-benar sebuah restoran, bukan sekedar pondok makan ala rumahan. Lokasinya dipilih Pantai Indah Kapuk yang belakangan ini terkenal sebagai pusat kuliner kekinian di Jakarta.
Di paling depan, tamu "disambut" oleh Moo Moo, patung sapi lucu yang menjadi maskot Kemang Steak. Kebanyakan tamu (terutama yang baru pertama kali datang) tak akan melewatkan berfoto bersama Moo Moo sehingga tempat ini menjadi spot foto favorit. Area restoran terbagi menjadi 2 yaitu outdoor (tentunya sekaligus smoking area) dan indoor (non smoking) yang nyaman dengan pendingin ruangan. Keseluruhan desain interiornya bertema rustic dengan bata ekspos di dinding lantai bawah dan finishing semen di dinding lantai atas. Berbagai pernik menarik menghiasi ruangan restoran, termasuk koleksi testimoni para selebriti dan pejabat yang pernah menikmati kelezatan Kemang Steak sejak outlet lamanya di Kemang dan Haji Nawi. Meja dan kursi makan berbentuk simple dari bahan kayu dengan model kursi tanpa sandaran seperti di bangku di warung makan.
Mempertahankan konsep outlet lamanya, dapur masih terletak di bagian depan restoran. Asap bakaran steak seakan tak berhenti "ngebul" sejak restoran dibuka, dan ini bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung yang tadinya sekedar lewat menjadi akhirnya mampir.
Untuk menjaga originalitas resep keluarga sekaligus regenerasi, dua putri Ibu Hj. Henny yaitu Asih Winarsih dan Endah Nur Pratamasari bergabung mengelola restoran. Tak tanggung-tanggung, mereka turun tangan langsung di bagian dapur, untuk memastikan semua menu dibuat sesuai resep keluarga sehingga kualitas rasa senantiasa terjaga.
Berbicara rasa, keunggulan Kemang Steak terletak pada signature BBQ sauce dari resep rahasia keluarga Ibu Hj. Henny yang tak ada duanya. Di Kemang Steak, daging tidak dimarinasi melainkan langsung dibakar di atas bara arang batok kelapa sambil diolesi bumbu BBQ. Tersedia berbagai pilihan daging steak sapi impor dan lokal, lamb chop, ikan, dan chicken filllet yang lezat dan 100% halal.
Jika saus BBQ di daging masih terasa kurang, tidak perlu repot meminta tambahan ke waiter karena di setiap meja telah tersedia sebotol saus yang bisa ditambahkan sepuasnya. Saya pribadi lebih suka mencocolkan kentang goreng ke saus ini daripada ke saus sambal botolan. Aroma rempah yang khas, perpaduan rasa asin-manis-asam yang balance, serta sedikit pedas dari black pepper menjadikan saus BBQ ini sungguh istimewa. Cobalah sendiri kalau tak percaya...
Setiap porsi steak dihidangkan bersama side dish standar berupa salad sayuran dan kentang goreng. Salad sayuran yang diberikan di sini khas steak rumahan ala Indonesia yaitu wortel, buncis, dan jagung pipilan yang di-sauteed dengan sedikit minyak. Semua sayuran fresh (bukan frozen vegetables) dan tingkat kematangan pas sehingga rasa, warna, dan teksturnya terjaga baik. Untuk kentang gorengnya, waaahh.. ini saya suka sekali! Kentang goreng home made yang rupanya juga dibuat dengan resep rahasia keluarga karena belum pernah saya temukan di tempat lain. Bagian luarnya sangat garing dengan semacam lapisan tepung berbumbu yang cukup tebal sehingga agak keras, namun ketika digigit bagian dalamnya tetap empuk dan lembut. Saya justru lebih suka kentang goreng seperti ini dibandingkan french fries biasa, tak heran jika dalam waktu singkat kentangnya habis duluan. Sepertinya harus pesan kentang goreng tambahan, nih... *wink*
Beef Ribs (IDR 55k)
Sepotong tulang iga sapi berbalut daging tersaji di piring bersama kentang goreng dan salad sayuran. Besar porsinya pas untuk ukuran saya, dan sangat sesuai dengan harganya. Jika dinilai dari rasa dan kualitas daging, harga itu bahkan tergolong murah untuk seporsi steak ala restoran. Daging di sekitar tulang cukup banyak, empuk, dan masih sedikit juicy meskipun di-grill hingga tingkat kematangan well done. Baluran saus BBQ pada daging terasa nikmat membuat kita tak ingin menyisakan sedikit daging pun dari potongan tulang. Eitss.. di Kemang Steak tidak perlu jaim untuk makan menggunakan tangan. Jadi.. silakan digerigiti sepuasnya hingga bersih!
Australian T-Bone (150gr IDR 65k, regular IDR 90k)
Porsi yang terhitung cukup besar untuk daging impor Australia dengan mutu yang baik. Khusus ketika itu, pihak Kemang Steak hanya menyediakan tingkat kematangan well done untuk semua porsi T-Bone, meskipun demikian ketika saya cicipi dagingnya masih cukup empuk tidak sampai bertekstur dry atau keras.
Red Snapper (IDR 75k)
Ini menu pilihan saya, tentunya karena saya lebih menyukai ikan dibandingkan red meat. Yes, I'm a cat!
Fillet kakap merah yang tersaji di piring cukup besar dan tebalnya pas. Berbeda dengan teman yang katanya mendapatkan fillet ikan kurang segar, fillet di piring saya masih segar dengan aroma daging ikan kakap yang wajar. Ketika dipotong dengan pisau pun teksturnya masih baik tidak hancur, menandakan kualitas yang masih baik. Tingkat kematangan tepat dengan salah satu sisi agak kering tetapi daging masih lembut dan juicy. Beberapa teman yang mencicip fillet ikan dari piring saya juga berpendapat sama dan tidak ada komplain mengenai kualitas atau kesegaran ikan. Well, mungkin teman saya sedang bernasib kurang baik, tetapi hal ini perlu diperhatikan juga oleh Kemang Steak agar ke depannya jangan sampai terulang kembali.
Salmon (IDR 75k)
Potongan salmon cukup besar dan tebal, ketika dipotong dagingnya masih juicy dan tidak mudah hancur. Warna orange cantik dan tekstur daging yang masih firm menandakan kualitas daging yang baik dan segar, serta pastinya di-grill pada tingkat kematangan sempurna sehingga tidak sampai kering/keras. Sebagai pecinta salmon, saya pasti akan pesan menu ini pada kunjungan berikutnya... HARUS!
Sirloin (Australian IDR 68k, USA IDR 98k)
Walaupun tak suka sirloin karena berlemak, saya sempat mencoba sepotong dari porsi sharing ini. Well, it's not bad (apalagi bagi yang memang suka sirloin).. dibakar hingga tingkat kematangan medium-well, teksturnya masih cukup lembut dan juicy.
Australian Rib Eye (IDR 75k)
Daging dibakar hingga tingkat kematangan medium well, teksturnya masih empuk dan juicy, dengan bagian berlemak yang tidak terlalu banyak. Daging impor dari Australia ini pastinya bermutu baik dan masih segar, siap memanjakan para penikmatnya.
Australian Tenderloin (135gr IDR 55k, regular IDR 90k)
Satu-satunye jenis red meat yang paling saya suka adalah tenderloin, maka tak saya lewatkan kesempatan mencicipinya. Ketika dipotong, bagian tengah daging terlihat masih berwarna pink kemerahan, kira-kira pada tingkat kematangan medium. Meskipun tebal, teksturnya dagingnya empuk dan masih juicy, serta yang terpenting tidak berlemak. Daging impor berkualitas ini terasa semakin lezat dengan baluran saus BBQ istimewa dari Kemang Steak. I love it!
Mashed Potatoes (IDR 25k)
Penyajiannya cute sekali dengan tampilan seperti wajah snowman (atau potatoman? ;P) yang disusun dari potongan buncis dan wortel. Dari bahan yang sederhana namun menghasilkan tampilan yang menarik karena ide kreatif. Awalnya agak sayang "merusak" snowman lucu ini, namun sekali coba saya pun tak sabar segera menyendoknya lagi sampai habis, karenaaa... rasanya super enak! Tekstur yang lembut, creamy, dan campuran rasa kentang dengan susunya pas sesuai selera saya.
Selain aneka steak menggiurkan, Kemang Steak mempunyai beberapa minuman khas yang patut dicoba.
Fresh Lime Kemang (IDR 20k)
Dari awal saya sudah tertarik mencobanya, karena dari namanya saya membayangkan rasanya pasti segar dan cocok diminum setelah menyantap steak yang gurih dan "berat". Tak meleset dugaan saya, rasanya tepat seperti yang diharapkan. Asam jeruk nipisnya masih terasa segar namun tidak membuat kita sampai mengernyitkan mata karena terlalu asam. Terdapat sepotong batang serai dalam gelas sebagai alat pengaduk sekaligus memberi aroma tambahan pada minuman. Sempat agak khawatir jika aromanya terlalu kuat (karena saya tidak suka aroma serai pada minuman), ternyata justru hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Syukurlah! Saya pun bisa menikmati segelas fresh lime ini hingga tuntas.
Mixed Juice (IDR 20k)
Perpaduan dari broccoli, kiwi, dan nanas, ditambah buah kalengan sebagai topping. Warna hijaunya cantik, serasi dengan warna-warni buah kalengan sebagai aksen. Saya sempat mencicip sedikit pesanan teman, ternyata rasanya enak, semenarik tampilannya. Aroma sayur sama sekail tidak terasa, juga asam manisnya pas, dan pastinya sehat karena dibuat dari bahan-bahan segar. Jika berkesempatan ke sini lagi sudah pasti saya akan memesan mixed juice sebagai pilihan pertama.
Es Kemang Cincau (IDR 25k)
Home made cincau hijau disajikan dengan sirup dan selasih (basil seeds). Irisan jeruk nipis dan daun pandan rupanya bukan sekedar menjadi hiasan (garnish), melainkan bisa dicampurkan ke dalam minuman sehingga memberikan aroma wangi dan seberkas rasa asam segar. Keseluruhan rasa memang tidak terlalu istimewa, seperti es cincau pada umumnya, namun cukup memberikan kesegaran sekaligus sebagai dessert untuk menutup acara makan.
Makan di Kemang Steak terasa menyenangkan dengan tempat yang nyaman dan suasana homey, terasa seperti di rumah. Pilihan makanan cukup beragam, rasanya enak, bermutu baik, dan semuanya bisa dinikmati dengan harga yang sangat affordable. Pelayanan yang ramah dan cekatan juga membuat kita semakin puas makan di sini. Khusus untuk area PIK tersedia layanan delivery sehingga steak lezat juga bisa dinikmati di rumah.
Yuk, segera dicoba!
Kemang Steak
Ruko Crown Golf A53, Bukit Golf Mediterania
Jl. Marina Indah Raya, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara
Tel. +6221 3368 8899
Facebook: Kemang Steak Twitter: @kemangsteak
"Restorannya di PIK kenapa namanya Kemang Steak, apa maksudnya ya?"
Demikian pertanyaan-pertanyaan yang hampir selalu muncul di benak para pengunjung mengenai nama restoran yang terkesan tidak cocok dengan lokasi. Saya pun sempat bertanya-tanya dalam hati, namun beruntung segera mendapat jawaban yang pasti akurat, karena berasal dari pemiliknya langsung.
Adalah Ibu Hj. Henny, sang pendiri Kemang Steak, yang awalnya bereksperimen mmbuat steak bermodalkan demo masak makanan Eropa dan hobi beliau memasak. Dari tangan beliau tercipta resep steak legendaris yang khas dan sesuai selera orang Indonesia. Lokasi pertama restoran yang dibuka Ibu Hj. Henny pada tahun 1992 memang berada di daerah Kemang, maka dinamakanlah Kemang Steak.
Setahun kemudian Kemang Steak berpindah lokasi ke Jl. Haji Nawi Raya, dan sukses beroperasi selama bertahun-tahun di sini. Saya sebut sukses, karena saya ingat dulu setiap kali melewati jalan tersebut -baik pada siang, sore, maupun malam hari, restoran ini selalu ramai pengunjung. Sebuah restoran yang tampak sederhana dengan papan nama bertuliskan "Pondok Kemang Steak", namun parkirannya selalu penuh dan dapurnya terus mengepulkan asap bakaran beraroma sedap. Barangkali Anda pernah melewati restoran ini seperti saya, atau bahkan sudah pernah mampir?
Di paling depan, tamu "disambut" oleh Moo Moo, patung sapi lucu yang menjadi maskot Kemang Steak. Kebanyakan tamu (terutama yang baru pertama kali datang) tak akan melewatkan berfoto bersama Moo Moo sehingga tempat ini menjadi spot foto favorit. Area restoran terbagi menjadi 2 yaitu outdoor (tentunya sekaligus smoking area) dan indoor (non smoking) yang nyaman dengan pendingin ruangan. Keseluruhan desain interiornya bertema rustic dengan bata ekspos di dinding lantai bawah dan finishing semen di dinding lantai atas. Berbagai pernik menarik menghiasi ruangan restoran, termasuk koleksi testimoni para selebriti dan pejabat yang pernah menikmati kelezatan Kemang Steak sejak outlet lamanya di Kemang dan Haji Nawi. Meja dan kursi makan berbentuk simple dari bahan kayu dengan model kursi tanpa sandaran seperti di bangku di warung makan.
Mempertahankan konsep outlet lamanya, dapur masih terletak di bagian depan restoran. Asap bakaran steak seakan tak berhenti "ngebul" sejak restoran dibuka, dan ini bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung yang tadinya sekedar lewat menjadi akhirnya mampir.
Untuk menjaga originalitas resep keluarga sekaligus regenerasi, dua putri Ibu Hj. Henny yaitu Asih Winarsih dan Endah Nur Pratamasari bergabung mengelola restoran. Tak tanggung-tanggung, mereka turun tangan langsung di bagian dapur, untuk memastikan semua menu dibuat sesuai resep keluarga sehingga kualitas rasa senantiasa terjaga.
Dari kiri ke kanan: Hj. Henny, kedua putrinya, dan Bapak David Very |
Berbicara rasa, keunggulan Kemang Steak terletak pada signature BBQ sauce dari resep rahasia keluarga Ibu Hj. Henny yang tak ada duanya. Di Kemang Steak, daging tidak dimarinasi melainkan langsung dibakar di atas bara arang batok kelapa sambil diolesi bumbu BBQ. Tersedia berbagai pilihan daging steak sapi impor dan lokal, lamb chop, ikan, dan chicken filllet yang lezat dan 100% halal.
Jika saus BBQ di daging masih terasa kurang, tidak perlu repot meminta tambahan ke waiter karena di setiap meja telah tersedia sebotol saus yang bisa ditambahkan sepuasnya. Saya pribadi lebih suka mencocolkan kentang goreng ke saus ini daripada ke saus sambal botolan. Aroma rempah yang khas, perpaduan rasa asin-manis-asam yang balance, serta sedikit pedas dari black pepper menjadikan saus BBQ ini sungguh istimewa. Cobalah sendiri kalau tak percaya...
Setiap porsi steak dihidangkan bersama side dish standar berupa salad sayuran dan kentang goreng. Salad sayuran yang diberikan di sini khas steak rumahan ala Indonesia yaitu wortel, buncis, dan jagung pipilan yang di-sauteed dengan sedikit minyak. Semua sayuran fresh (bukan frozen vegetables) dan tingkat kematangan pas sehingga rasa, warna, dan teksturnya terjaga baik. Untuk kentang gorengnya, waaahh.. ini saya suka sekali! Kentang goreng home made yang rupanya juga dibuat dengan resep rahasia keluarga karena belum pernah saya temukan di tempat lain. Bagian luarnya sangat garing dengan semacam lapisan tepung berbumbu yang cukup tebal sehingga agak keras, namun ketika digigit bagian dalamnya tetap empuk dan lembut. Saya justru lebih suka kentang goreng seperti ini dibandingkan french fries biasa, tak heran jika dalam waktu singkat kentangnya habis duluan. Sepertinya harus pesan kentang goreng tambahan, nih... *wink*
Beef Ribs (IDR 55k)
Sepotong tulang iga sapi berbalut daging tersaji di piring bersama kentang goreng dan salad sayuran. Besar porsinya pas untuk ukuran saya, dan sangat sesuai dengan harganya. Jika dinilai dari rasa dan kualitas daging, harga itu bahkan tergolong murah untuk seporsi steak ala restoran. Daging di sekitar tulang cukup banyak, empuk, dan masih sedikit juicy meskipun di-grill hingga tingkat kematangan well done. Baluran saus BBQ pada daging terasa nikmat membuat kita tak ingin menyisakan sedikit daging pun dari potongan tulang. Eitss.. di Kemang Steak tidak perlu jaim untuk makan menggunakan tangan. Jadi.. silakan digerigiti sepuasnya hingga bersih!
Australian T-Bone (150gr IDR 65k, regular IDR 90k)
Porsi yang terhitung cukup besar untuk daging impor Australia dengan mutu yang baik. Khusus ketika itu, pihak Kemang Steak hanya menyediakan tingkat kematangan well done untuk semua porsi T-Bone, meskipun demikian ketika saya cicipi dagingnya masih cukup empuk tidak sampai bertekstur dry atau keras.
Red Snapper (IDR 75k)
Ini menu pilihan saya, tentunya karena saya lebih menyukai ikan dibandingkan red meat. Yes, I'm a cat!
Fillet kakap merah yang tersaji di piring cukup besar dan tebalnya pas. Berbeda dengan teman yang katanya mendapatkan fillet ikan kurang segar, fillet di piring saya masih segar dengan aroma daging ikan kakap yang wajar. Ketika dipotong dengan pisau pun teksturnya masih baik tidak hancur, menandakan kualitas yang masih baik. Tingkat kematangan tepat dengan salah satu sisi agak kering tetapi daging masih lembut dan juicy. Beberapa teman yang mencicip fillet ikan dari piring saya juga berpendapat sama dan tidak ada komplain mengenai kualitas atau kesegaran ikan. Well, mungkin teman saya sedang bernasib kurang baik, tetapi hal ini perlu diperhatikan juga oleh Kemang Steak agar ke depannya jangan sampai terulang kembali.
Salmon (IDR 75k)
Potongan salmon cukup besar dan tebal, ketika dipotong dagingnya masih juicy dan tidak mudah hancur. Warna orange cantik dan tekstur daging yang masih firm menandakan kualitas daging yang baik dan segar, serta pastinya di-grill pada tingkat kematangan sempurna sehingga tidak sampai kering/keras. Sebagai pecinta salmon, saya pasti akan pesan menu ini pada kunjungan berikutnya... HARUS!
Sirloin (Australian IDR 68k, USA IDR 98k)
Walaupun tak suka sirloin karena berlemak, saya sempat mencoba sepotong dari porsi sharing ini. Well, it's not bad (apalagi bagi yang memang suka sirloin).. dibakar hingga tingkat kematangan medium-well, teksturnya masih cukup lembut dan juicy.
Australian Rib Eye (IDR 75k)
Daging dibakar hingga tingkat kematangan medium well, teksturnya masih empuk dan juicy, dengan bagian berlemak yang tidak terlalu banyak. Daging impor dari Australia ini pastinya bermutu baik dan masih segar, siap memanjakan para penikmatnya.
Australian Tenderloin (135gr IDR 55k, regular IDR 90k)
Satu-satunye jenis red meat yang paling saya suka adalah tenderloin, maka tak saya lewatkan kesempatan mencicipinya. Ketika dipotong, bagian tengah daging terlihat masih berwarna pink kemerahan, kira-kira pada tingkat kematangan medium. Meskipun tebal, teksturnya dagingnya empuk dan masih juicy, serta yang terpenting tidak berlemak. Daging impor berkualitas ini terasa semakin lezat dengan baluran saus BBQ istimewa dari Kemang Steak. I love it!
Mashed Potatoes (IDR 25k)
Penyajiannya cute sekali dengan tampilan seperti wajah snowman (atau potatoman? ;P) yang disusun dari potongan buncis dan wortel. Dari bahan yang sederhana namun menghasilkan tampilan yang menarik karena ide kreatif. Awalnya agak sayang "merusak" snowman lucu ini, namun sekali coba saya pun tak sabar segera menyendoknya lagi sampai habis, karenaaa... rasanya super enak! Tekstur yang lembut, creamy, dan campuran rasa kentang dengan susunya pas sesuai selera saya.
Selain aneka steak menggiurkan, Kemang Steak mempunyai beberapa minuman khas yang patut dicoba.
Fresh Lime Kemang (IDR 20k)
Dari awal saya sudah tertarik mencobanya, karena dari namanya saya membayangkan rasanya pasti segar dan cocok diminum setelah menyantap steak yang gurih dan "berat". Tak meleset dugaan saya, rasanya tepat seperti yang diharapkan. Asam jeruk nipisnya masih terasa segar namun tidak membuat kita sampai mengernyitkan mata karena terlalu asam. Terdapat sepotong batang serai dalam gelas sebagai alat pengaduk sekaligus memberi aroma tambahan pada minuman. Sempat agak khawatir jika aromanya terlalu kuat (karena saya tidak suka aroma serai pada minuman), ternyata justru hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Syukurlah! Saya pun bisa menikmati segelas fresh lime ini hingga tuntas.
Mixed Juice (IDR 20k)
Perpaduan dari broccoli, kiwi, dan nanas, ditambah buah kalengan sebagai topping. Warna hijaunya cantik, serasi dengan warna-warni buah kalengan sebagai aksen. Saya sempat mencicip sedikit pesanan teman, ternyata rasanya enak, semenarik tampilannya. Aroma sayur sama sekail tidak terasa, juga asam manisnya pas, dan pastinya sehat karena dibuat dari bahan-bahan segar. Jika berkesempatan ke sini lagi sudah pasti saya akan memesan mixed juice sebagai pilihan pertama.
Es Kemang Cincau (IDR 25k)
Home made cincau hijau disajikan dengan sirup dan selasih (basil seeds). Irisan jeruk nipis dan daun pandan rupanya bukan sekedar menjadi hiasan (garnish), melainkan bisa dicampurkan ke dalam minuman sehingga memberikan aroma wangi dan seberkas rasa asam segar. Keseluruhan rasa memang tidak terlalu istimewa, seperti es cincau pada umumnya, namun cukup memberikan kesegaran sekaligus sebagai dessert untuk menutup acara makan.
Makan di Kemang Steak terasa menyenangkan dengan tempat yang nyaman dan suasana homey, terasa seperti di rumah. Pilihan makanan cukup beragam, rasanya enak, bermutu baik, dan semuanya bisa dinikmati dengan harga yang sangat affordable. Pelayanan yang ramah dan cekatan juga membuat kita semakin puas makan di sini. Khusus untuk area PIK tersedia layanan delivery sehingga steak lezat juga bisa dinikmati di rumah.
Yuk, segera dicoba!
Kemang Steak
Ruko Crown Golf A53, Bukit Golf Mediterania
Jl. Marina Indah Raya, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara
Tel. +6221 3368 8899
Facebook: Kemang Steak Twitter: @kemangsteak
Comments
Post a Comment