Mencicipi Galette ala Kitchenette
Kembali berkunjung ke Central Park Mall, sekali lagi saya mengikuti "arahan" teman tercinta untuk pilihan tempat makan malam. Melintasi Tribeca Park, akhirnya kaki pun melangkah menuju Kitchenette yang berada di area tersebut, tepatnya di ujung kolam ikan. Neon sign logo Kitchenette terlihat menyala terang bersebelahan dengan logo Pizza E Birra, karena kedua restoran besutan Ismaya Group ini memang berbagi tempat di area yang sama.
Untuk memasuki resto kita harus melewati semacam jembatan berlantai kayu yang agak menanjak. Di ujung jembatan itu kita langsung disambut crew restoran yang berfungsi sebagai usher. Mereka akan menanyakan apakah akan ke Kitchenette atau Pizza E Birra, untuk berapa orang, dan apakah ingin duduk di area smoking atau non smoking. Jika tempat tersedia, maka kita akan diantar ke tempat duduk sesuai permintaan. Jika sedang penuh, mereka akan menyusun waiting list dan menginformasikan masih harus menunggu berapa tamu lagi. Sistem seperti ini memang menjadikan restoran berkesan eksklusif dimana tamu tidak bisa bebas masuk, namun sisi baiknya tamu tidak akan kecewa karena tidak mendapat tempat duduk saat sudah memasuki restoran. Jika memang harus menunggu, waiting list juga sudah diberitahukan di awal, jadi tamu bisa memutuskan apakah mau tetap menunggu atau cancel.
Dari pintu masuk, Kitchenette terletak di sebelah kanan, sedangkan Pizza E Birra di sebelah kiri. Kami pun ke bagian kanan karena memang bertujuan makan di Kitchenette, meskipun katanya dari tempat Kitchenette kita pun bisa memesan menu dari Pizza E Birra dan sebaliknya. Memasuki resto, saya lihat tampilan interior dari resto-resto Ismaya Group memang tidak pernah mengecewakan, semuanya didesain dengan apik dan berkonsep.
Kitchenette rupanya menerapkan konsep seperti sebuah dapur besar dimana tamu bisa memilih menu dan memesan langsung di booth makanan. Di bagian atas terpampang nama-nama menu andalan, satu etalase berisi aneka dessert, serta ada pula satu bagian salad bar dimana tamu bisa langsung memilih isi salad yang diinginkannya. Meja dan kursi makan bergaya simple seperti suasana sebuah food court, namun terlihat hangat dan nyaman karena penggunaan material kayu.
Pernak-pernik cantik tampak menghiasi beberapa bagian resto, seperti salah satu sudut ruangan di dekat meja yang saya tempati dihiasi susunan perabot sederhana namun berkesan homey seperti di rumah sendiri. Bagian tiang pun tak lepas dimanfaatkan dengan dihiasi susunan frame yang tampak cute dan menarik. Satu lagi yang saya suka adalah lantainya yang berkesan vintage, dibuat seperti tegel kuno dengan perpaduan warna hitam-putih-hijau yang terlihat modern-klasik, plus tegel khusus berlogo Kitchenette. Tak lupa lighting keseluruhan ruangan tentu sangat diperhatikan. Beberapa lampu gantung besar memberi cahaya cukup terang, terutama bagi meja-meja yang tepat berada di bawahnya. Di sudut-sudut ruangan yang tidak diterangi lampu gantung, permainan lampu dengan cahaya kekuningan memberi efek temaram, menambah kesan bersahabat dan homey.
Saat kami sudah duduk di meja yang ditunjukkan usher, seorang waitress segera menyodorkan sebuah "papan menu". Bahan dan bentuknya sederhana saja dari lempengan cardboard ditempeli recycled paper berisi daftar menu di kedua sisinya, namun terlihat unik dan menarik. Sekilas membaca daftar menu, saya langsung tertarik ingin mencoba menu Galette. Sounds not familiar? Jangan khawatir karena di menu sudah dicantumkan penjelasan singkatnya.
Galette adalah semacam pancake tipis bercita rasa gurih-asin yang berasal dari Brittany, sebuah area di bagian barat Perancis. Galette sebenarnya hampir sama dengan crepe, hanya berbeda pada jenis tepung yang digunakannya. Galette menggunakan tepung buckwheat, sedangkan crepe menggunakan tepung gandum biasa.
Pada papan menu Kitchenette, satu sisi berisi aneka menu crepe (manis) dengan nama-nama perempuan, dan satu sisi lagi menu galette (savory) dengan nama-nama laki-laki. Unik! Untuk pilihan tempat makan memang teman saya yang menentukan, tetapi untuk menu giliran dia yang mengikuti saya. Kami pun sama-sama memilih galette dengan varian yang berbeda.
Michel (IDR 65k)
Traditional galette with chicken/pork ham, egg, and mozarella cheese
Galette pilihan saya isinya memang sederhana dan klasik ala Eropa. Sengaja saya pilih ini karena ingin rasa yang basic saja, dan ternyata memang tidak salah. Keju mozarella dan potongan ham (tentu saya pilih pork ham) sudah menyatu di dalam lipatan galette, sedangkan telur mata sapinya ditambahkan di atas sebagai topping. Keseluruhan rasanya pas, tidak terlalu asin, dan kuning telurnya masih sedikit meleleh ketika dipotong. Sekilas pandang, galette ini kelihatannya tipis dan berkesan tidak mengenyangkan, tapi kenyataannya perut terasa full setelah saya menghabiskan suapan terakhir. Yummy and I like it!
Raul (IDR 75k)
Sauteed dory aglio olio with mozarella, black olives, chilli peppers, and fresh greens
Saya mencicipi sedikit menu pesanan teman saya ini, karena kami memang biasa bertukar menu saat makan bersama. Dory aglio olio terasa dominan bawang putih, mengalahkan rasa komponen lain yang hanya menjadi seperti topping tambahan saja. Potongan black olives, rajangan halus cabai merah, dan sedikit watercress segar memperkaya rasa dan tekstur menu ini. Teman saya dengan sukacita menghabiskan menu pilihannya. Menurut dia enak -dan saya cukup setuju- tapi entah mengapa bagi saya pribadi rasa gurihnya agak berlebihan. Masalah selera, mungkin ya...
Freshly Squeezed Strawberry Juice (IDR 35k)
Untuk minuman, kami sedang kompak memilih fresh strawberry juice. Warnanya merah cantik, kekentalan pas, demikian pula penambahan gulanya sehingga masih terasa asam segarnya buah strawberry yang kami sukai. Jus buah segar memang tidak pernah mengecewakan, dan pastinya sehat. Good choice, 'rite?
Pelayanan tergolong baik untuk kondisi resto yang cukup ramai. Setidaknya kami tidak sulit memanggil waiter/waitress saat memerlukannya. Makanan yang kami pesan memang keluar agak lama, mungkin karena galette harus dibuat dari awal. Dari segi harga kelihatannya sedikit overprice, namun jika sudah sering makan di restoran-restoran di bawah naungan Ismaya Group, harga tersebut tergolong "standar". Terkadang kita membayar suatu makanan tidak melulu karena rasanya saja, namun untuk kenyamanan, suasana restoran, pelayanan, dan penyajian makanannya yang menarik. Untuk semua aspek tersebut, kami menilai harga yang dibayarkan masih affordable.
Kami cukup puas mencicipi makanan tradisional asal Brittany di Kitchenette ini, dan sepertinya ingin segera kembali untuk mencoba crepe manisnya di lain waktu. See U!
Kitchenette
Central Park, Tribeca Park
Jl. Letjen S. Parman Kav. 28, Tanjung Duren, Jakarta 11470
Tel. +6221 29200260
Facebook: KITCHENETTE Twitter: @K1TCHENETTE Website: www.ismaya.com/kitchenette
Untuk memasuki resto kita harus melewati semacam jembatan berlantai kayu yang agak menanjak. Di ujung jembatan itu kita langsung disambut crew restoran yang berfungsi sebagai usher. Mereka akan menanyakan apakah akan ke Kitchenette atau Pizza E Birra, untuk berapa orang, dan apakah ingin duduk di area smoking atau non smoking. Jika tempat tersedia, maka kita akan diantar ke tempat duduk sesuai permintaan. Jika sedang penuh, mereka akan menyusun waiting list dan menginformasikan masih harus menunggu berapa tamu lagi. Sistem seperti ini memang menjadikan restoran berkesan eksklusif dimana tamu tidak bisa bebas masuk, namun sisi baiknya tamu tidak akan kecewa karena tidak mendapat tempat duduk saat sudah memasuki restoran. Jika memang harus menunggu, waiting list juga sudah diberitahukan di awal, jadi tamu bisa memutuskan apakah mau tetap menunggu atau cancel.
Dari pintu masuk, Kitchenette terletak di sebelah kanan, sedangkan Pizza E Birra di sebelah kiri. Kami pun ke bagian kanan karena memang bertujuan makan di Kitchenette, meskipun katanya dari tempat Kitchenette kita pun bisa memesan menu dari Pizza E Birra dan sebaliknya. Memasuki resto, saya lihat tampilan interior dari resto-resto Ismaya Group memang tidak pernah mengecewakan, semuanya didesain dengan apik dan berkonsep.
Kitchenette rupanya menerapkan konsep seperti sebuah dapur besar dimana tamu bisa memilih menu dan memesan langsung di booth makanan. Di bagian atas terpampang nama-nama menu andalan, satu etalase berisi aneka dessert, serta ada pula satu bagian salad bar dimana tamu bisa langsung memilih isi salad yang diinginkannya. Meja dan kursi makan bergaya simple seperti suasana sebuah food court, namun terlihat hangat dan nyaman karena penggunaan material kayu.
Pernak-pernik cantik tampak menghiasi beberapa bagian resto, seperti salah satu sudut ruangan di dekat meja yang saya tempati dihiasi susunan perabot sederhana namun berkesan homey seperti di rumah sendiri. Bagian tiang pun tak lepas dimanfaatkan dengan dihiasi susunan frame yang tampak cute dan menarik. Satu lagi yang saya suka adalah lantainya yang berkesan vintage, dibuat seperti tegel kuno dengan perpaduan warna hitam-putih-hijau yang terlihat modern-klasik, plus tegel khusus berlogo Kitchenette. Tak lupa lighting keseluruhan ruangan tentu sangat diperhatikan. Beberapa lampu gantung besar memberi cahaya cukup terang, terutama bagi meja-meja yang tepat berada di bawahnya. Di sudut-sudut ruangan yang tidak diterangi lampu gantung, permainan lampu dengan cahaya kekuningan memberi efek temaram, menambah kesan bersahabat dan homey.
"Love is the most important ingredient in the recipe of life." |
Galette adalah semacam pancake tipis bercita rasa gurih-asin yang berasal dari Brittany, sebuah area di bagian barat Perancis. Galette sebenarnya hampir sama dengan crepe, hanya berbeda pada jenis tepung yang digunakannya. Galette menggunakan tepung buckwheat, sedangkan crepe menggunakan tepung gandum biasa.
Pada papan menu Kitchenette, satu sisi berisi aneka menu crepe (manis) dengan nama-nama perempuan, dan satu sisi lagi menu galette (savory) dengan nama-nama laki-laki. Unik! Untuk pilihan tempat makan memang teman saya yang menentukan, tetapi untuk menu giliran dia yang mengikuti saya. Kami pun sama-sama memilih galette dengan varian yang berbeda.
Michel (IDR 65k)
Traditional galette with chicken/pork ham, egg, and mozarella cheese
Galette pilihan saya isinya memang sederhana dan klasik ala Eropa. Sengaja saya pilih ini karena ingin rasa yang basic saja, dan ternyata memang tidak salah. Keju mozarella dan potongan ham (tentu saya pilih pork ham) sudah menyatu di dalam lipatan galette, sedangkan telur mata sapinya ditambahkan di atas sebagai topping. Keseluruhan rasanya pas, tidak terlalu asin, dan kuning telurnya masih sedikit meleleh ketika dipotong. Sekilas pandang, galette ini kelihatannya tipis dan berkesan tidak mengenyangkan, tapi kenyataannya perut terasa full setelah saya menghabiskan suapan terakhir. Yummy and I like it!
Raul (IDR 75k)
Sauteed dory aglio olio with mozarella, black olives, chilli peppers, and fresh greens
Saya mencicipi sedikit menu pesanan teman saya ini, karena kami memang biasa bertukar menu saat makan bersama. Dory aglio olio terasa dominan bawang putih, mengalahkan rasa komponen lain yang hanya menjadi seperti topping tambahan saja. Potongan black olives, rajangan halus cabai merah, dan sedikit watercress segar memperkaya rasa dan tekstur menu ini. Teman saya dengan sukacita menghabiskan menu pilihannya. Menurut dia enak -dan saya cukup setuju- tapi entah mengapa bagi saya pribadi rasa gurihnya agak berlebihan. Masalah selera, mungkin ya...
Freshly Squeezed Strawberry Juice (IDR 35k)
Untuk minuman, kami sedang kompak memilih fresh strawberry juice. Warnanya merah cantik, kekentalan pas, demikian pula penambahan gulanya sehingga masih terasa asam segarnya buah strawberry yang kami sukai. Jus buah segar memang tidak pernah mengecewakan, dan pastinya sehat. Good choice, 'rite?
Pelayanan tergolong baik untuk kondisi resto yang cukup ramai. Setidaknya kami tidak sulit memanggil waiter/waitress saat memerlukannya. Makanan yang kami pesan memang keluar agak lama, mungkin karena galette harus dibuat dari awal. Dari segi harga kelihatannya sedikit overprice, namun jika sudah sering makan di restoran-restoran di bawah naungan Ismaya Group, harga tersebut tergolong "standar". Terkadang kita membayar suatu makanan tidak melulu karena rasanya saja, namun untuk kenyamanan, suasana restoran, pelayanan, dan penyajian makanannya yang menarik. Untuk semua aspek tersebut, kami menilai harga yang dibayarkan masih affordable.
Kami cukup puas mencicipi makanan tradisional asal Brittany di Kitchenette ini, dan sepertinya ingin segera kembali untuk mencoba crepe manisnya di lain waktu. See U!
Kitchenette
Central Park, Tribeca Park
Jl. Letjen S. Parman Kav. 28, Tanjung Duren, Jakarta 11470
Tel. +6221 29200260
Facebook: KITCHENETTE Twitter: @K1TCHENETTE Website: www.ismaya.com/kitchenette
Comments
Post a Comment