CNY Celebration at Le Gran Café
Chinese New Year a.k.a Imlek, biasa dirayakan dengan tradisi mengunjungi sanak saudara dan kumpul-kumpul makan bersama. Biasanya pula, yang usianya lebih muda selayaknya mengunjungi yang lebih tua. Saya masih ingat masa kecil dulu setiap Imlek cukup "menunggu" di rumah nenek saya karena beliau yang tertua, jadi adik-adik nenek beserta keluarganya pasti akan berkunjung kesana. Seiring berkurangnya generasi nenek saya yang satu demi satu tiada, sekarang tradisi tersebut sudah nyaris "punah" di keluarga besar kami. Kalau pun berkumpul hanya terbatas pada keluarga dari saudara kandung papa saja, sisanya cukup dengan saling telepon, SMS, Whatsapp, BBM, atau melalui social media lainnya. What a modern world!
Di tahun 2014, Imlek menyambut datangnya tahun Kuda Kayu ini dirayakan dengan makan siang bersama keluarga besar papa di Le Gran Café, Hotel Gran Mahakam.
Saya sudah pernah mendengar tentang Le Gran Café dari teman-teman food blogger dan mereka memberi testimoni yang bagus untuk makanannya, tentunya saya jadi mempunyai ekspektasi tinggi untuk restoran ini.
Lokasi hotel ini sangat strategis di daerah Mahakam yang ramai, sekaligus sangat familiar karena hanya beberapa langkah di belakang gereja saya. Bangunannya dari luar cukup eye catching dengan gaya Eropa klasik, terlihat berbeda dari gedung-gedung di sekitarnya. Area lobby hotel juga tidak begitu luas, namun tetap ditata dengan apik dengan permainan lighting. Lobby hotel dihiasi pernak-pernik Imlek didominasi warna merah dan kuning keemasan, termasuk tebaran coklat berbentuk kepingan uang emas yang boleh diambil oleh tamu. Ada pula satu spot khusus berupa ruangan kecil dilengkapi dua buah kursi, yang disediakan untuk para tamu berfoto-foto ria dengan nuansa Imlek.
Le Gran Café terletak di lantai Mezzanine yang bisa dicapai dengan tangga atau lift. Mengikuti bentuk gedung hotelnya, buffet restaurant ini memanjang seperti sebuah lorong dengan jarak ujung ke ujung yang cukup panjang. Makanan ditempatkan di sepanjang tepi-tepi ruangan tersebut, jadi untuk mengambil makanan kita perlu berjalan-jalan menjelajahi hampir seluruh penjuru ruangan jika ingin mencoba semua variannya. Di tengah ruangan ada bagian yang dijadikan semacam panggung untuk live music dan band kecil.
Interior restoran masih senada dengan konsep bangunan hotelnya yaitu Eropa klasik, yang terlihat dari detail-detail ruangan, perpaduan lantai parket kayu dan marmer, serta tirai tebal yang menghiasi jendela. Konsep klasik ini berpadu cantik dengan gaya modern minimalis yang terlihat dari bentuk meja-kursi makan, station makanan berwarna hitam, serta lampu gantung logam berwarna emas-hitam sebagai aksen ruangan. Cermin-cermin besar ditempatkan di beberapa bagian untuk memberi kesan lebih luas pada ruangan.
Detail-detail di meja makan juga diperhatikan dengan baik mengikuti tema Imlek. Di setiap meja terdapat ornamen kecil seperti vas bunga simple dan semangkuk kecil jeruk mini yang memang selalu ada saat Imlek. Lumayan nih, bisa untuk cemilan selagi menunggu hehehe...
Saat kami tiba di restoran sebenarnya sudah mendekati jam makan siang yaitu sekitar jam 12, tetapi restoran masih lengang. Hidangan di beberapa station makanan pun tampaknya ada yang belum siap. Kami sempat menunggu lebih dari 30 menit sebelum akhirnya bisa mulai acara makan siang. Agak aneh juga melihat ketidaksiapan restoran kelas hotel bintang lima ini, apalagi di hari raya besar dimana pastinya akan lebih banyak customer yang datang. Bukankah seharusnya lebih well prepared dibanding hari-hari biasa, ya?
Baiklah, mari mulai makan saja…
Chinese Tea
Free flow Chinese tea sudah termasuk dalam paket buffet disini. Tehnya tidak terlalu pekat dan tidak pahit, baik untuk menetralisir rasa di lidah sehabis makan berbagai menu aneka rasa. Disajikan dalam cawan kecil yang umum tersedia di Chinese restaurant, dan selalu diisi ulang jika sudah kosong.
Seafood Area
Satu tempat besar berisi tiram, kepiting, dan udang yang diletakkan di atas es sehingga tetap segar. Terdapat serangkaian buah ukir yang sangat cantik di bagian tengahnya yang justru lebih menarik minat saya untuk mengamatinya. Area seafood ini bersebelahan dengan aneka sushi dan salad terletak di antaranya.
Sebagai menu pembuka saya menggabungkan udang rebus dengan fruit salad dan potongan ham. Saya suka udangnya karena masih segar, tidak lembek, dan tidak berbau. Yum!
Salad in Mini Glass
Ada 3 macam salad yang tersedia, satu fruit salad dengan mayonnaise (yang tadi saya pasangkan dengan udang rebus) dan dua mixed vegetable salad dengan 1000 island dressing. Semua salad sudah disajikan lengkap bersama dressing dalam gelas kaca mini sehingga lebih praktis, tidak berantakan, juga tampil lebih menarik. Saya tidak bisa terlalu membedakan antara kedua vegetable salad itu karena isinya sudah terbalut dressing, yang penting semuanya enak.. hehe..
Assorted Sushi
Tentunya saya hanya mengambil sushi yang tidak ada isi ataupun topping ikan mentahnya. Potongan sushi cukup besar sampai memenuhi mulut ketika disantap dalam sekali suapan, tapi rasanya enak. Sebenarnya tersedia pula salmon nigiri dan sashimi, yang tentunya tidak akan menjadi pilihan saya.
Beef Tenderloin
Yeah, saatnya makan daging! Tentunya sedikit saja karena saya memang tidak terlalu menyukai red meat. Dagingnya dipotongkan langsung sesuai porsi yang kita inginkan, lalu kita bisa memilih sendiri sausnya. Tersedia tiga macam saus yaitu barbecue, peppercorn, dan mushroom. Saya memilih mushroom sauce ditambah sedikit peppercorn sauce. Dagingnya empuk dan tidak berlemak sama sekali (ini yang saya suka!), dimasak pada tingkat kematangan antara medium well-mendekati well done. Sausnya enak, kekentalannya pas, dan rasanya balance. Antara kedua sauce yang saya coba warnanya sama, tidak jauh berbeda dari segi rasa, dan sepertinya menggunakan base yang sama. Kalau harus memilih, saya paling suka mushroom sauce karena terdapat potongan-potongan jamur champignon yang cukup banyak di dalamnya.
Noodle Soup
Berisi mie keriting halus, jamur enoki, sayuran, dan potongan kepiting yang sudah digoreng dengan balutan tepung, kemudian disiram kuah kaldu. Kuahnya light dan rasanya gurih tidak terlalu asin. Mie keritingnya bertekstur lembut tidak kenyal, hanya saya agak malas makan kepitingnya karena masih bercangkang dan berbalut tepung sehingga makin sulit diambil dagingnya.
Carrot Cake
Setelah menunggu sejenak, carrot cake yang baru di-pan fried tersaji hangat dengan cocolan sambal. Terdapat tiga varian yang hanya berbeda di topping campuran carrot cake-nya, tapi overall rasanya sama saja. Saya justru suka sekali sambalnya yang menggunakan terasi dan ebi, serta tidak pedas.
Assorted Dim Sum
Tersedia dim sum rebus dan goreng, serta ceker ayam (yang tentunya tidak akan saya pilih). Tidak ada yang istimewa dengan kategori dim sum ini, variannya umum dan rasanya standar saja.
Bird Nest Dumpling Soup
Menu spesial yang hanya tersedia pada special occasion seperti sekarang ini, beruntung saya bisa mencobanya. Sarang burung walet sebenarnya tidak mempunyai rasa spesifik yang mempengaruhi keseluruhan rasa masakan, hanya diistimewakan karena katanya berkhasiat untuk kesehatan dan harganya yang selangit. Ok, supnya memang lezat dengan kuah kaldu yang agak bening dan masih terbilang light. Di dalam sup terdapat sebuah dumpling dan potongan kepiting yang sudah digoreng dengan tepung sebelumnya. Saya malah tidak menemukan wujud sarang burung waletnya, apakah sudah dihancurkan sama sekali atau masuk di dalam dumplingnya mungkin. Menu ini disaikan dalam mangkuk keramik bertutup dan selalu diletakkan di steamer sehingga tersaji dalam keadaan panas. Saya suka kuah supnya, apalagi diseruput ketika masih hangat, hanya sedikit terlalu asin untuk saya pribadi.
Choco fountain ini berada di satu sudut diantara makanan savory, terpisah dari area dessert, sehingga akhirnya saya lupa mencicipinya.
Di area balkon di depan lift terdapat meja penuh aneka cake, kue-kue basah, manisan, dan buah-buahan. Meja ini ditata rapi dan cantik bersama sebuah pohon jeruk khas Imlek yang bisa juga dipetik buahnya.
Aneka Manisan
Saya tertarik dengan warna-warni manisan buah ini, maka saya pun mangambil semua warna dan iseng membuat komposisi spontan di piring. Untuk manisannya sendiri saya sudah tahu/sudah pernah makan sebelumnya, ada yang manis, asam, dan perpaduan asam manis, semua enak dan saya suka. Aneka manisan ini memang sudah menjadi semacam elemen yang wajib ada saat Imlek, tak heran jika Le Gran Café menyajikannya cukup lengkap dalam berbagai varian.
Lava Cake in My Creation
Saya membuat kreasi baru untuk dessert kali ini. Kalau lava cake lazimnya dipasangkan dengan vanilla ice cream, saya mengganti es krimnya dengan green tea ice cream plus topping chocolate chip. Hasilnya enak lho, at least menurut selera pribadi saya selaku creator-nya. Lava cake-nya cukup moist dan lava-nya masih mengalir ketika cake dibelah. Rasa coklatnya cukup terasa walaupun tidak terlalu pekat, dan yang penting tidak terlalu manis. Rasa green tea cukup kuat di es krim berwarna hijau cantik ini, dan juga es krimnya cepat sekali mencair.
Es Lobi-Lobi
Dessert satu ini merupakan andalan Le Gran Café yang direkomendasikan oleh teman-teman food blogger saya. Sederhana saja berupa asinan lobi-lobi yang sudah dimasak dengan air gula, ditambah es serut dan butiran jelly bulat. Meskipun perut sudah hampir habis limitnya, saya coba juga satu porsi karena penasaran dengan rasanya. Ternyata… memang es lobi-lobi ini boleh jadi andalan. Asam, manis, plus sebersit rasa asin bisa kita rasakan disini, kalau lagi ngantuk dijamin segar kembali, deh!
Khusus pada kesempatan Hari Raya Imlek ini Le Gran Café memberikan compliment berupa Barongsai performance, Yee Shang Ceremony, Fortune Teller, dan free photo capture & printing.
Apakah itu Yee Shang Ceremony?
Ya, saya pun baru kali ini mengikutinya. Konon ini adalah tradisi dari China yang biasa dilakukan pada saat Imlek yang melambangkan pengharapan mendapatkan banyak rejeki di tahun baru.
Upacara ini dilakukan belakangan, pada saat para tamu umumnya sudah selesai makan, jadi semua bisa ikut serta tanpa terganggu acara makannya. Urutan upacara sudah terlampir di setiap meja, dimulai dari memasukkan komponen-komponennya dengan urutan tertentu hingga mengaduknya bersama-sama. Setiap langkah ada istilah dan maknanya tersendiri, maka sebaiknya dilakukan pas sesuai urutan. Begitulah menurut tradisinya... boleh percaya, tidak percaya pun tak apa.
Acara CNY Brunch diakhiri dengan foto bersama setiap keluarga atau per meja oleh fotografer dari Le Gran Café. Tak berapa lama foto-foto tersebut sudah di-print dan dibagikan kepada para tamu sebagai kenang-kenangan.
Overall makanan di Le Gran Café cukup memuaskan. Ragam menunya banyak (bahkan ada beberapa yang belum saya cicipi sama sekali karena sudah terlalu kenyang), rasanya rata-rata enak, dan presentasinya diperhatikan dengan baik pula. Untuk pelayanan tergolong baik dengan waiter dan waitress yang cukup banyak jumlahnya sehingga tamu bisa terlayani dengan baik, terutama dalam hal mengambil piring-piring kotor dan refill minuman. Tak heran jika resto ini sering dijadikan tempat gathering atau arisan ibu-ibu, demikian menurut tante saya yang memang sudah sering arisan di sini.
---------------------------------------------------------------
Lunar New Year Brunch
Rp 368.000++/pax (adult)
Rp 228.000++/pax (children)
Inclusive Yee Shang salad and free flow Chinese tea
---------------------------------------------------------------
Le Gran Café
Mezzanine Floor, Hotel Gran Mahakam
Jl. Mahakam I No. 6, Blok M, Jakarta 12130
Tel: (62 21) 720 9966
Information: info@granmahakam.com
Reservation: reservation@granmahakam.com
Facebook: Gran Mahakam Hotel Twitter: @granmahakam
Website: www.granmahakam.com
Di tahun 2014, Imlek menyambut datangnya tahun Kuda Kayu ini dirayakan dengan makan siang bersama keluarga besar papa di Le Gran Café, Hotel Gran Mahakam.
Saya sudah pernah mendengar tentang Le Gran Café dari teman-teman food blogger dan mereka memberi testimoni yang bagus untuk makanannya, tentunya saya jadi mempunyai ekspektasi tinggi untuk restoran ini.
Lokasi hotel ini sangat strategis di daerah Mahakam yang ramai, sekaligus sangat familiar karena hanya beberapa langkah di belakang gereja saya. Bangunannya dari luar cukup eye catching dengan gaya Eropa klasik, terlihat berbeda dari gedung-gedung di sekitarnya. Area lobby hotel juga tidak begitu luas, namun tetap ditata dengan apik dengan permainan lighting. Lobby hotel dihiasi pernak-pernik Imlek didominasi warna merah dan kuning keemasan, termasuk tebaran coklat berbentuk kepingan uang emas yang boleh diambil oleh tamu. Ada pula satu spot khusus berupa ruangan kecil dilengkapi dua buah kursi, yang disediakan untuk para tamu berfoto-foto ria dengan nuansa Imlek.
Le Gran Café terletak di lantai Mezzanine yang bisa dicapai dengan tangga atau lift. Mengikuti bentuk gedung hotelnya, buffet restaurant ini memanjang seperti sebuah lorong dengan jarak ujung ke ujung yang cukup panjang. Makanan ditempatkan di sepanjang tepi-tepi ruangan tersebut, jadi untuk mengambil makanan kita perlu berjalan-jalan menjelajahi hampir seluruh penjuru ruangan jika ingin mencoba semua variannya. Di tengah ruangan ada bagian yang dijadikan semacam panggung untuk live music dan band kecil.
Detail-detail di meja makan juga diperhatikan dengan baik mengikuti tema Imlek. Di setiap meja terdapat ornamen kecil seperti vas bunga simple dan semangkuk kecil jeruk mini yang memang selalu ada saat Imlek. Lumayan nih, bisa untuk cemilan selagi menunggu hehehe...
Baiklah, mari mulai makan saja…
Chinese Tea
Free flow Chinese tea sudah termasuk dalam paket buffet disini. Tehnya tidak terlalu pekat dan tidak pahit, baik untuk menetralisir rasa di lidah sehabis makan berbagai menu aneka rasa. Disajikan dalam cawan kecil yang umum tersedia di Chinese restaurant, dan selalu diisi ulang jika sudah kosong.
Satu tempat besar berisi tiram, kepiting, dan udang yang diletakkan di atas es sehingga tetap segar. Terdapat serangkaian buah ukir yang sangat cantik di bagian tengahnya yang justru lebih menarik minat saya untuk mengamatinya. Area seafood ini bersebelahan dengan aneka sushi dan salad terletak di antaranya.
Sebagai menu pembuka saya menggabungkan udang rebus dengan fruit salad dan potongan ham. Saya suka udangnya karena masih segar, tidak lembek, dan tidak berbau. Yum!
Salad in Mini Glass
Ada 3 macam salad yang tersedia, satu fruit salad dengan mayonnaise (yang tadi saya pasangkan dengan udang rebus) dan dua mixed vegetable salad dengan 1000 island dressing. Semua salad sudah disajikan lengkap bersama dressing dalam gelas kaca mini sehingga lebih praktis, tidak berantakan, juga tampil lebih menarik. Saya tidak bisa terlalu membedakan antara kedua vegetable salad itu karena isinya sudah terbalut dressing, yang penting semuanya enak.. hehe..
Assorted Sushi
Tentunya saya hanya mengambil sushi yang tidak ada isi ataupun topping ikan mentahnya. Potongan sushi cukup besar sampai memenuhi mulut ketika disantap dalam sekali suapan, tapi rasanya enak. Sebenarnya tersedia pula salmon nigiri dan sashimi, yang tentunya tidak akan menjadi pilihan saya.
Beef Tenderloin
Yeah, saatnya makan daging! Tentunya sedikit saja karena saya memang tidak terlalu menyukai red meat. Dagingnya dipotongkan langsung sesuai porsi yang kita inginkan, lalu kita bisa memilih sendiri sausnya. Tersedia tiga macam saus yaitu barbecue, peppercorn, dan mushroom. Saya memilih mushroom sauce ditambah sedikit peppercorn sauce. Dagingnya empuk dan tidak berlemak sama sekali (ini yang saya suka!), dimasak pada tingkat kematangan antara medium well-mendekati well done. Sausnya enak, kekentalannya pas, dan rasanya balance. Antara kedua sauce yang saya coba warnanya sama, tidak jauh berbeda dari segi rasa, dan sepertinya menggunakan base yang sama. Kalau harus memilih, saya paling suka mushroom sauce karena terdapat potongan-potongan jamur champignon yang cukup banyak di dalamnya.
Noodle Soup
Berisi mie keriting halus, jamur enoki, sayuran, dan potongan kepiting yang sudah digoreng dengan balutan tepung, kemudian disiram kuah kaldu. Kuahnya light dan rasanya gurih tidak terlalu asin. Mie keritingnya bertekstur lembut tidak kenyal, hanya saya agak malas makan kepitingnya karena masih bercangkang dan berbalut tepung sehingga makin sulit diambil dagingnya.
Carrot Cake
Setelah menunggu sejenak, carrot cake yang baru di-pan fried tersaji hangat dengan cocolan sambal. Terdapat tiga varian yang hanya berbeda di topping campuran carrot cake-nya, tapi overall rasanya sama saja. Saya justru suka sekali sambalnya yang menggunakan terasi dan ebi, serta tidak pedas.
Assorted Dim Sum
Tersedia dim sum rebus dan goreng, serta ceker ayam (yang tentunya tidak akan saya pilih). Tidak ada yang istimewa dengan kategori dim sum ini, variannya umum dan rasanya standar saja.
Bird Nest Dumpling Soup
Menu spesial yang hanya tersedia pada special occasion seperti sekarang ini, beruntung saya bisa mencobanya. Sarang burung walet sebenarnya tidak mempunyai rasa spesifik yang mempengaruhi keseluruhan rasa masakan, hanya diistimewakan karena katanya berkhasiat untuk kesehatan dan harganya yang selangit. Ok, supnya memang lezat dengan kuah kaldu yang agak bening dan masih terbilang light. Di dalam sup terdapat sebuah dumpling dan potongan kepiting yang sudah digoreng dengan tepung sebelumnya. Saya malah tidak menemukan wujud sarang burung waletnya, apakah sudah dihancurkan sama sekali atau masuk di dalam dumplingnya mungkin. Menu ini disaikan dalam mangkuk keramik bertutup dan selalu diletakkan di steamer sehingga tersaji dalam keadaan panas. Saya suka kuah supnya, apalagi diseruput ketika masih hangat, hanya sedikit terlalu asin untuk saya pribadi.
Choco fountain ini berada di satu sudut diantara makanan savory, terpisah dari area dessert, sehingga akhirnya saya lupa mencicipinya.
Di area balkon di depan lift terdapat meja penuh aneka cake, kue-kue basah, manisan, dan buah-buahan. Meja ini ditata rapi dan cantik bersama sebuah pohon jeruk khas Imlek yang bisa juga dipetik buahnya.
Cakes, Pie & Eclair
Karena sudah hampir kekenyangan, terpaksalah saya menyeleksi pilihan menjadi mini roll cake coklat, mini lychee pie, mini strawberry shortcake, dan sebuah eclair pink. Overall rasanya standar, tapi saya paling suka mini roll cake coklatnya bcoz I'm a chocoholic!
Aneka Manisan
Saya tertarik dengan warna-warni manisan buah ini, maka saya pun mangambil semua warna dan iseng membuat komposisi spontan di piring. Untuk manisannya sendiri saya sudah tahu/sudah pernah makan sebelumnya, ada yang manis, asam, dan perpaduan asam manis, semua enak dan saya suka. Aneka manisan ini memang sudah menjadi semacam elemen yang wajib ada saat Imlek, tak heran jika Le Gran Café menyajikannya cukup lengkap dalam berbagai varian.
Lava Cake in My Creation
Saya membuat kreasi baru untuk dessert kali ini. Kalau lava cake lazimnya dipasangkan dengan vanilla ice cream, saya mengganti es krimnya dengan green tea ice cream plus topping chocolate chip. Hasilnya enak lho, at least menurut selera pribadi saya selaku creator-nya. Lava cake-nya cukup moist dan lava-nya masih mengalir ketika cake dibelah. Rasa coklatnya cukup terasa walaupun tidak terlalu pekat, dan yang penting tidak terlalu manis. Rasa green tea cukup kuat di es krim berwarna hijau cantik ini, dan juga es krimnya cepat sekali mencair.
Es Lobi-Lobi
Dessert satu ini merupakan andalan Le Gran Café yang direkomendasikan oleh teman-teman food blogger saya. Sederhana saja berupa asinan lobi-lobi yang sudah dimasak dengan air gula, ditambah es serut dan butiran jelly bulat. Meskipun perut sudah hampir habis limitnya, saya coba juga satu porsi karena penasaran dengan rasanya. Ternyata… memang es lobi-lobi ini boleh jadi andalan. Asam, manis, plus sebersit rasa asin bisa kita rasakan disini, kalau lagi ngantuk dijamin segar kembali, deh!
Khusus pada kesempatan Hari Raya Imlek ini Le Gran Café memberikan compliment berupa Barongsai performance, Yee Shang Ceremony, Fortune Teller, dan free photo capture & printing.
Dua barongsai -merah dan kuning- memulai atraksinya dari lobby hotel di lantai bawah, berusaha mengambil angpau dari para pengunjung di lantai atas yang dikaitkan pada sebuah tongkat pancingan. Setelah itu kedua barongsai naik ke restoran dan berkeliling ke setiap meja mengambil angpau yang diberikan oleh para tamu maupun yang sudah digantungkan di langit-langit restoran. Diperlukan keahlian khusus untuk mengambil angpau yang digantung di atas itu, bahkan barongsai yang sedang berada di dekat meja kami sempat jatuh.
They're hiding! Can u find them? |
Ya, saya pun baru kali ini mengikutinya. Konon ini adalah tradisi dari China yang biasa dilakukan pada saat Imlek yang melambangkan pengharapan mendapatkan banyak rejeki di tahun baru.
Upacara ini dilakukan belakangan, pada saat para tamu umumnya sudah selesai makan, jadi semua bisa ikut serta tanpa terganggu acara makannya. Urutan upacara sudah terlampir di setiap meja, dimulai dari memasukkan komponen-komponennya dengan urutan tertentu hingga mengaduknya bersama-sama. Setiap langkah ada istilah dan maknanya tersendiri, maka sebaiknya dilakukan pas sesuai urutan. Begitulah menurut tradisinya... boleh percaya, tidak percaya pun tak apa.
Komponennya banyak sekali, ya!
Mama saya memasukkan komponen-komponen sesuai urutan, kemudian bersama anggota keluarga lain beramai-ramai mengaduknya dengan sumpit. Menurut tradisi, semakin tinggi mengangkatnya akan semakin baik karena melambangkan rejeki atau kemakmuran yang semakin tinggi juga.
Hasilnya? Berantakan, pasti.. hahaha…
Rasanya? agak "ajaib" untuk saya pribadi, dan saya tidak suka, terutama jellyfish-nya. Untung saya hanya mencicip sedikit saja.
Acara CNY Brunch diakhiri dengan foto bersama setiap keluarga atau per meja oleh fotografer dari Le Gran Café. Tak berapa lama foto-foto tersebut sudah di-print dan dibagikan kepada para tamu sebagai kenang-kenangan.
Overall makanan di Le Gran Café cukup memuaskan. Ragam menunya banyak (bahkan ada beberapa yang belum saya cicipi sama sekali karena sudah terlalu kenyang), rasanya rata-rata enak, dan presentasinya diperhatikan dengan baik pula. Untuk pelayanan tergolong baik dengan waiter dan waitress yang cukup banyak jumlahnya sehingga tamu bisa terlayani dengan baik, terutama dalam hal mengambil piring-piring kotor dan refill minuman. Tak heran jika resto ini sering dijadikan tempat gathering atau arisan ibu-ibu, demikian menurut tante saya yang memang sudah sering arisan di sini.
---------------------------------------------------------------
Lunar New Year Brunch
Rp 368.000++/pax (adult)
Rp 228.000++/pax (children)
Inclusive Yee Shang salad and free flow Chinese tea
---------------------------------------------------------------
Le Gran Café
Mezzanine Floor, Hotel Gran Mahakam
Jl. Mahakam I No. 6, Blok M, Jakarta 12130
Tel: (62 21) 720 9966
Information: info@granmahakam.com
Reservation: reservation@granmahakam.com
Facebook: Gran Mahakam Hotel Twitter: @granmahakam
Website: www.granmahakam.com
Comments
Post a Comment