Udon Satisfaction at Marugame Udon
Sukses dengan outletnya di Mall Taman Anggrek, Marugame Udon kini membuka cabang keduanya di Gandaria City. Berlokasi di lantai UG, Mainstreet Dining Area, Marugame Udon cukup mudah ditemukan dengan outletnya yang sangat strategis dan bergaya khas Jepang.
Dalam rangka pembukaan outlet keduanya, Marugame Udon mengundang beberapa food blogger untuk food tasting sekaligus perkenalan outlet baru. Beruntung sekali saya bisa ikut serta dalam acara ini berkat info dari teman food blogger seniorku *thanks Yenny!*. Undangan yang saya dapat berlaku untuk 2 orang, maka langsung saya ajak sahabat baikku yang memang penggemar makanan Jepang. Bahkan dia sudah pernah mencoba cabang Marugame yang berada di California, jadi dia pun penasaran ingin mencoba seperti apa Marugame di Indonesia.
Acara food tasting berlangung di hari Minggu, 4 Agustus 2013 pukul 5 sore. Mengingat masih dalam bulan Ramadhan, acara ini sekaligus jadi acara buka puasa bersama untuk para food blogger. Saya dan beberapa teman food blogger datang lumayan 'kepagian', tapi bagusnya kami bisa melihat suasana resto saat masih cukup sepi dan puas mengamati interiornya. Marugame Udon menempati area yang cukup luas, terdiri dari dapur dan area makan yang agak 'menyebar'. Dapurnya terletak di bagian hoek sehingga strategis terlihat dari beberapa arah. Letak dapur dan konsep open kitchen menjadi daya tarik bagi konsumen, bahkan mungkin yang semula hanya sekedar lewat bisa jadi tertarik makan disini setelah melihat proses masak di dapur yang sibuk ini. Selain memperlihatkan proses pembuatan udon from scratch sampai akhirnya siap disantap, dapur yang serba terbuka ini juga memperlihatkan betapa faktor kebersihan sangat dijaga. Dapur harus selalu bersih, teratur, dan semua karyawan harus memakai seragam lengkap dengan topi dan sarung tangan.
Acara food tasting berlangung di hari Minggu, 4 Agustus 2013 pukul 5 sore. Mengingat masih dalam bulan Ramadhan, acara ini sekaligus jadi acara buka puasa bersama untuk para food blogger. Saya dan beberapa teman food blogger datang lumayan 'kepagian', tapi bagusnya kami bisa melihat suasana resto saat masih cukup sepi dan puas mengamati interiornya. Marugame Udon menempati area yang cukup luas, terdiri dari dapur dan area makan yang agak 'menyebar'. Dapurnya terletak di bagian hoek sehingga strategis terlihat dari beberapa arah. Letak dapur dan konsep open kitchen menjadi daya tarik bagi konsumen, bahkan mungkin yang semula hanya sekedar lewat bisa jadi tertarik makan disini setelah melihat proses masak di dapur yang sibuk ini. Selain memperlihatkan proses pembuatan udon from scratch sampai akhirnya siap disantap, dapur yang serba terbuka ini juga memperlihatkan betapa faktor kebersihan sangat dijaga. Dapur harus selalu bersih, teratur, dan semua karyawan harus memakai seragam lengkap dengan topi dan sarung tangan.
Area makannya dapat dikatakan terbagi menjadi 3 bagian, masing-masing dengan suasana yang berbeda. Satu area terletak di bagian bridge
dari mainstreet area, agak terpisah di seberang dapur, dengan lantai
kayu dan beberapa partisi kayu sebagai 'pagar' area ini. Satu area yang
cukup menarik adalah area outdoor/balkon yang memanjang tepi jalan
tempat orang lalu lalang, dengan beberapa meja kecil di tepi balkon dan
satu meja panjang seperti meja bar yang menghadap ke balkon. Satu area
lagi (yang kami tempati) berada di sebelah dapur dengan dinding berlapis
batu alam gelap dan sebuah lukisan Gunung Fuji yang cukup besar.
Meja-kursinya dari kayu coklat gelap dan pernak-pernik simple bernuansa
Jepang tersebar di seluruh area, menjadikan suasana benar-benar seperti
sebuah kedai di Jepang.
Sepanjang acara kami ditemani oleh Edwin Ray (Digital PR Executive) dan Eka Sri Utami (PR Manager) yang menceritakan secara singkat tentang Marugame Udon. Food chain yang berasal dari Jepang ini sudah tersebar di berbagai negara, dan awal 2013 membuka outlet pertamanya di Mall Taman Anggrek. Seperti konsep aslinya di Jepang, sistem self service juga diterapkan di sini. Self service yang dimaksud yaitu customer mendatangi counter untuk memesan udon, pilih dan ambil sendiri tempura yang diinginkan, langsung membayar di kasir, nikmati makanannya, kemudian setelah selesai makan bereskan peralatan makan dari meja untuk diletakkan di tempat yang tersedia. Sayangnya untuk langkah terakhir ini baru tersedia di outlet Mall Taman Anggrek saja. Semoga ke depannya bisa diterapkan juga di outlet Gandaria City, karena konsep ini bagus untuk melatih customer agar tidak 'manja' dan selalu minta dilayani.
Mengusung tagline "Freshly Cooked Udon & Tempura", Marugame sangat serius menjaga kesegaran makanan mereka. Udon yang sudah dimasak dan tempura yang sudah digoreng jika tidak terjual dalam waktu 15-20 menit maka akan langsung dibuang dan diganti baru. Jadi bisa dipastikan setiap konsumen akan selalu mendapat udon dan tempura yang baru dimasak. Terdapat supervisor asli orang Jepang yang terlihat mengawasi dan mengatur 'flow' di dapur maupun di resto. Jika seluruh tempat duduk sudah terisi, maka order akan di-stop untuk sementara sampai ada tempat kosong lagi. Jadi customer tidak perlu khawatir tidak mendapat tempat duduk setelah memesan makanan. Saat resto sedang ramai, customer yang sudah selesai makan pun dihimbau untuk tidak berlama-lama duduk karena harus bergantian dengan customer lainnya.
Tak perlu menunggu lama, acara food tasting segera dimulai karena resto semakin bertambah ramai mendekati jam berbuka puasa. Masing-masing dari kami mendapat voucher untuk ditukarkan dengan 1 udon/rice dish + 2 tempura + 1 minuman. Selagi kami mengantri untuk memesan makanan, Edwin menjelaskan menu-menu andalan Marugame Udon dan keistimewaannya. Terdapat 8 menu udon dan 10 jenis tempura, serta beberapa menu yang menggunakan nasi (donburi). Menu nasi ini menyesuaikan dengan selera konsumen Indonesia, terutama yang berprinsip "belum berasa makan kalau belum makan nasi". Satu lagi bentuk adaptasi Marugame terhadap selera orang Indonesia adalah dengan disediakannya irisan cabai rawit merah. Buat para penggemar pedas, silakan tambah cabai sesukanya, bebas ambil sendiri… tapi kalau sampai sakit perut, resiko ditanggung sendiri yaa…
Mentai Kamatama Udon (IDR 50k)
Menu pesanan teman saya ini terlihat menarik dan 'berwarna' karena toppingnya cukup ramai. Udon ini tidak berkuah, tetapi menggunakan saus special dan toppingnya berupa telur ikan mentaiko, telur ayam setengah matang, serta sejumput nori diiris tipis. Sebelum dimakan, semua topping itu harus diaduk sampai merata dengan udonnya. Ketika saya cicipi.. ternyata enak, saya suka! Udonnya sendiri pas, tidak terlalu kenyal/keras, juga tidak terlalu empuk/lembek.. bisa disamakan dengan al dente pada pasta. Setelah dicampur saus, udonnya jadi terasa gurih, asin, dan sedikit ada rasa manis juga. Sama sekali tidak ada rasa amis dari telur setengah matang yang awalnya saya khawatirkan. Kalau sedang ingin makan udon yang tidak berkuah, maka Mentai Kamatama Udon ini pasti jadi pilihan tepat. Saya sebenarnya ingin mencomot lagi dan lagi, tapi kasihan nanti temanku berkurang jatahnya jadi tidak kenyang hihihi...
Mentai Kamatama Udon with Chicken Chilli Tempura and Beef Croquette |
Chicken Chilli Tempura (IDR 7k/pc)
Menu tempura yang unik dan hanya dibuat di Marugame Indonesia saja, yaitu cabai hijau besar yang diisi daging ayam cincang. Tidak perlu takut dengan 'image' cabai yang pedas, karena tempura satu ini malah sama sekali tidak pedas. Saya suka dengan aroma cabai hijaunya yang masih cukup terasa walaupun tanpa rasa pedas. Daging ayam isiannya mirip dengan bola-bola baso ayam yang ada dalam menu tori baitang, mungkin memang bahan dan bumbunya sama.
Menu tempura yang unik dan hanya dibuat di Marugame Indonesia saja, yaitu cabai hijau besar yang diisi daging ayam cincang. Tidak perlu takut dengan 'image' cabai yang pedas, karena tempura satu ini malah sama sekali tidak pedas. Saya suka dengan aroma cabai hijaunya yang masih cukup terasa walaupun tanpa rasa pedas. Daging ayam isiannya mirip dengan bola-bola baso ayam yang ada dalam menu tori baitang, mungkin memang bahan dan bumbunya sama.
Beef Croquette (IDR 12k/pc)
Kroket dengan campuran daging sapi di dalamnya. Kroket kentangnya lembut dan enak, tapi sedikit sulit mengambilnya dengan sumpit karena mudah hancur. Untuk lidah orang Indonesia, beef croquette ini mirip dengan perkedel kentang dengan bumbu yang berbeda.
Tori Baitang Udon (IDR 45k)
Setelah incaran saya keburu dipesan teman yang lain, akhirnya Tori Baitang menjadi pilihan saya karena tertarik dengan bola-bola baso ayam dan kuah kaldu putihnya yang terlihat lezat. Pertama kali pasti saya seruput kuahnya selagi masih hangat. Hmm.. kuahnya memang gurih, asinnya pas, cukup pekat tetapi tidak kental. Saya pun suka dengan baso ayamnya karena dagingnya lembut, gurih, serta rasanya asin dan sedikit manis berpadu pas. Kuah dan basonya memang sesuai dengan ekspektasi saya ketika melihat dummy atau fotonya di daftar menu, tapi.. saya agak menyesal karena memilih menu ini untuk dimakan sendirian. Mungkin menu ini sebaiknya di-share berdua atau bertiga agar bisa segera habis selagi masih hangat, karena kuah kaldunya lama-kelamaan terasa terlalu gurih apalagi saat sudah dingin. Porsi udon yang memang sudah besar untuk ukuran saya, ditambah gurihnya kuah yang terasa "berat" membuat saya lebih cepat merasa kenyang. Dengan sangat menyesal saya pun tidak bisa menghabiskan seporsi udon ini (tinggal udonnya saja yang tersisa).. maaf ya udon, nyerah!!
Broccoli Tempura (IDR 10k/pc)
Inilah pilihan tempura saya yang pertama. Sebenarnya saya tertarik pada tempura yang satu ini karena bentuknya yang paling besar dan menarik dengan warna hijau menyembul di antara tepung tempura yang melapisi bagian luarnya. Kebetulan yang saya ambil ini bentuknya rapi dan bisa berdiri dengan indah di piring, sehingga bagus untuk difoto. Ketika dimakan, tepung tempura di bagian luarnya renyah dan broccolinya cukup empuk tapi tidak sampai mudah hancur karena overcooked.
Inilah pilihan tempura saya yang pertama. Sebenarnya saya tertarik pada tempura yang satu ini karena bentuknya yang paling besar dan menarik dengan warna hijau menyembul di antara tepung tempura yang melapisi bagian luarnya. Kebetulan yang saya ambil ini bentuknya rapi dan bisa berdiri dengan indah di piring, sehingga bagus untuk difoto. Ketika dimakan, tepung tempura di bagian luarnya renyah dan broccolinya cukup empuk tapi tidak sampai mudah hancur karena overcooked.
Kisu Tempura (IDR 10k/pc)
Tempura berisi ikan kisu di dalamnya. Saya pilih tempura ini karena penasaran seperti apa rasa ikan kisunya. Setelah dicoba, ternyata tidak ada yang terlalu istimewa dengan ikan tersebut. Daginghya putih, cukup lembut dan tidak kesat, serta tidak ada bau amis ikan.
Tempura berisi ikan kisu di dalamnya. Saya pilih tempura ini karena penasaran seperti apa rasa ikan kisunya. Setelah dicoba, ternyata tidak ada yang terlalu istimewa dengan ikan tersebut. Daginghya putih, cukup lembut dan tidak kesat, serta tidak ada bau amis ikan.
My menu: Tori Baitang Udon with Broccoli and Kisu Tempura |
Kake Udon (IDR 33k)
Udon pesanan teman saya ini simple banget, hanya udon dengan kake dashi soup plus topping tepung tempura yang menambah tekstur crunchy. Saya sempat mencicipi kuah kake dashi-nya yang bening kecoklatan… hmm, enak dan light! Sungguh tepat pilihan teman saya ini, karena kuah yang light memang menjadi kesukaannya.
Niku Udon (IDR 45k)
Menu ini basically hampir sama dengan Kake Udon, perbedaannya hanya pada lembaran daging sukiyaki yang terdapat di dalamnya. Kuahnya masih sama menggunakan kake dashi soup, tetapi saat saya cicipi rasanya sedikit lebih gurih dari yang di kake udon meskipun warnanya sama-sama bening kecoklatan. Daging sukiyakinya juga empuk dan teksturnya lembut, para penggemar daging pasti akan suka dengan menu ini.
Menu ini basically hampir sama dengan Kake Udon, perbedaannya hanya pada lembaran daging sukiyaki yang terdapat di dalamnya. Kuahnya masih sama menggunakan kake dashi soup, tetapi saat saya cicipi rasanya sedikit lebih gurih dari yang di kake udon meskipun warnanya sama-sama bening kecoklatan. Daging sukiyakinya juga empuk dan teksturnya lembut, para penggemar daging pasti akan suka dengan menu ini.
Beef Curry Udon (IDR 50k)
Nah, kalau menu yang ini isinya sama dengan niku udon menggunakan daging sukiyaki, hanya kuahnya yang berbeda yaitu memakai kuah kari jepang yang kelihatannya cukup pekat. Sayang saya tidak sempat mencicipi menu yang satu ini, tetapi menurut teman yang memakannya, rasa kuah karinya kurang 'nendang' alias kurang mantap. Saya jadi penasaran untuk mencoba menu ini di kunjungan berikutnya, karena saya adalah penggemar segala jenis kari, termasuk kari Jepang tentunya.
Beef Curry Udon with Ebi and Broccoli Tempura |
Egg (Tamago) Tempura (IDR 8k/pc)
Tempura telur juga termasuk unik dan jarang ada di tempat lain, karena pembuatannya cukup sulit. Menurut standar dan dummy yang terpajang di depan, telurnya harus masih setengah matang dengan kuning telur yang meleleh ketika dibelah. Sayangnya egg tempura yang diambil oleh teman saya ini sudah lewat dari setengah matang. Kuning telurnya tidak melt lagi meskipun belum sampai mengeras semuanya juga.
Menikmati tempura tentunya tidak lengkap tanpa sausnya, dan Marugame Udon punya saus spesial yang enak. Tak seperti saus tempura umumnya yang encer, saus disini agak kental dan ada sedikit rasa manis. The best tempura sauce ever deh pokoknya… saya suka banget, dan yang penting saus ini bisa dinikmati sepuasnya karena sudah tersedia sebotol di masing-masing meja.
Untuk minumannya, makanan Jepang tentu paling pas dengan ocha. Seperti biasa saya pilih cold ocha karena saya kurang suka minuman panas. Ochanya enak, tidak terlalu pekat, tidak pahit, dan yang penting free refill.
Overall, saya puas dengan Marugame Udon. Pelayanannya cepat, makanannya enak dan harganya sesuai dengan porsinya yang mengenyangkan itu. Memang benar kata Edwin, bahwa disini tempatnya makan enak dan kenyang, bukan 'makan cantik' hehehe... Oh ya, makanan di sini semuanya no pork & no lard, tetapi memang belum mendapat sertifikat halal karena ada penggunaan mirin.
Untuk minumannya, makanan Jepang tentu paling pas dengan ocha. Seperti biasa saya pilih cold ocha karena saya kurang suka minuman panas. Ochanya enak, tidak terlalu pekat, tidak pahit, dan yang penting free refill.
Overall, saya puas dengan Marugame Udon. Pelayanannya cepat, makanannya enak dan harganya sesuai dengan porsinya yang mengenyangkan itu. Memang benar kata Edwin, bahwa disini tempatnya makan enak dan kenyang, bukan 'makan cantik' hehehe... Oh ya, makanan di sini semuanya no pork & no lard, tetapi memang belum mendapat sertifikat halal karena ada penggunaan mirin.
Kami memang tidak bisa duduk-duduk ngobrol berlama-lama seusai makan karena resto sedang ramai sekali malam itu sehingga harus segera memberikan tempat bagi customer lain yang masih mengantri panjang. Pastinya saya akan kembali lagi di lain waktu bersama keluarga untuk mencoba beberapa menu incaran yang tadi belum sempat saya coba.
Thanks 4 the experience tonite, Marugame Udon!
Marugame Udon
Gandaria City Mall, Level UG Mainstreet Dining Area
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Facebook: Marugame Udon Indonesia Twitter: @MarugameUdonID
Marugame Udon
Gandaria City Mall, Level UG Mainstreet Dining Area
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Facebook: Marugame Udon Indonesia Twitter: @MarugameUdonID
Potonya CIAMIK!!!!!!
ReplyDeleteKereennnn!!
Thank you!!! it's an honour loh dikomenin kayak gini oleh sang master foto yg karya2nya selalu amazing!!
Deletekeren reviewnya, jadi pengen nyoba deh..hihihihihih
ReplyDeleteTerima kasih ya... silakan dicoba aja ke Marugame, memang enak koq udonnya hehehe...
Delete