Choco Lover in A Choco Haven: Chocomory!
Apa jadinya jika seorang penggemar coklat 'bermain' di pabrik coklat?
Beruntungnya saya berkesempatan mengunjungi sebuah tempat menarik bernama Chocomory atas undangan dari Yukmakan pada tanggal 19 Agustus 2013. Meskipun sedang cuti, rasanya seperti ke berangkat kantor biasa karena sesuai undangan kami harus kumpul jam 8 pagi di fX Sudirman. Setelah sempat tunggu menunggu peserta yang telat, kami pun berangkat menuju Chocomory yang berada di Cisarua. Bersyukur, tidak sampai terhambat macet parah, dan akhirnya sampailah kami ke tujuan. Tempatnya mudah ditemukan karena terletak di pinggir jalan Raya Puncak yang ramai itu. Sebuah papan petunjuk menyambut kami di depan pagar tempat bus berhenti, dan tampaklah lokasi Cimory Riverside yang luas.
Berhubung rombongan Yukmakan datang menjelang siang, kami langsung digiring ke area resto untuk makan siang. Memasuki area restonya yang luas, tampak pernak-pernik bertema sapi tersebar di beberapa spot, berpadu dengan dekornya yang bertema natural-modern. Unsur natural terlihat dari penggunaan material kayu dan batu alam, sedangkan unsur modern terlihat dari dekor lampu di bagian atas yang sangat menarik perhatian saya.
Acara dibuka dengan sambutan dan perkenalan singkat dari pihak Chocomory, yang langsung disampaikan oleh Axel Sutantio, sang owner dan penggagas ide Chocomory, dan Indesa Saputri yang merupakan PR Manager Chocomory. Chocomory merupakan sebuah pabrik coklat yang berada di bawah naungan Cimory group. Meskipun baru berdiri pada 3 Desember 2012 lalu, Chocomory cepat menjadi populer selain karena lokasinya yang strategis di daerah wisata puncak, juga sebagai one stop recreation centre yang menyediakan resto, minimarket dan toko coklat, pabrik coklat, juga view tepi sungai yang asri sebagai tempat bersantai.
Sebagai menu makan siang, Chocomory menawarkan 4 pilihan menu yang merupakan best seller di resto mereka. Tentunya saya ingin mencicipi masing-masing menu itu, padahal tiap orang hanya bisa memilih salah satu menu. Untungnya ada 3 teman yang sehati dengan saya, jadilah kami memesan keempat menu itu, lalu masing-masing dibagi 4. Smart way, isn't it? Berikut adalah hasil icip-icipnya:
Ring Kanzler Sausage (IDR 43.9k)
served with potato wedges, salad, lavos, and BBQ sauce
served with potato wedges, salad, lavos, and BBQ sauce
Sosis sapi sepanjang 30 cm di-grilled, dihidangkan dengan potato wedges, simple salad dengan mayonnaise, sepotong lavos, dan saus BBQ. Sosis yang digunakan adalah merk Kanzler yang merupakan produksi Cimory group. Saya sudah cukup sering mengkonsumsi sosis Kanzler, jadi untuk kualitas saya tidak ragu lagi, hanya jenis sosis panjang ini memang belum pernah saya coba karena jarang tersedia di supermarket. Sosisnya ada sedikit aroma smoke tapi tidak terlalu tajam, dan herbs-nya juga tidak terlalu terasa/dominan. Potato wedges-nya enak, crunchy di lapisan luarnya dan lembutnya pas di bagian dalam. Penampilannya juga golden brown cantik, menandakan tingkat kematangan yang pas. Saus BBQ-nya cukup enak, tapi tergolong standar tidak terlalu spesial. Lavosnya tidak ada rasa yang dominan, cenderung hambar, hanya menambah tekstur crunchy pada menu ini. Overall menu ini enak, b'coz I like sausages.. jadi penilaian utama ada di sosisnya :P
Spiral Kanzler Sausage (IDR 44.9k)
served with potato wedges, salad, lavos, and BBQ sauce
served with potato wedges, salad, lavos, and BBQ sauce
Serupa dengan ring sausage, hanya ini memakai sosis ayam yang bentuknya lebih menarik lagi yaitu spiral. Personally saya memang lebih suka sosis ayam, baik dari tekstur dan aroma dagingnya. Untuk side dishes-nya semua sama dengan menu sebelumnya.
Chicken Cordon Bleu (IDR 44.9k)
served with potato wedges/french fries, salad, and white/orange sauce
served with potato wedges/french fries, salad, and white/orange sauce
Chicken cordon bleu dihidangkan dengan french fries, simple salad dengan mayonnaise, dan orange sauce. Chicken cordon bleu-nya juara!! Dari penampilan luarnya sudah terlihat cantik, berbalut breadcrumbs dengan warna golden brown. Ketika dibelah, isinya masih melted.. so yummy! Dada ayamnya empuk, matang sempurna (ini penting banget, karena saya trauma dengan daging ayam yang kurang matang), dan kejunya terasa gurih and a bit creamy. Khusus menu yang satu ini maunya satu porsi hanya untuk sendiri deh, tak mau berbagi.. hehe…
Nasi Goreng Chicken BBQ (IDR 32.5k)
Nasi goreng dengan potongan chicken BBQ sebagai topping, disajikan dengan acar dan kerupuk. Sebagai penggemar segala jenis nasi goreng, saya nyatakan nasi goreng ala Chocomory ini ENAK! Selain ada topping chicken BBQ-nya, nasi gorengnya sendiri memang lezat, tidak pelit bumbu, sehingga rasanya jadi spesial meskipun tampilannya tergolong sederhana menyerupai nasi goreng gerobakan kaki lima. Seperti kata pepatah, jangan hanya menilai dari penampilannya, harus coba dulu rasanya!
Selesai makan siang, semua kenyang dan puas, kini saatnya acara utama yaitu 'berkenalan' lebih dekat dengan coklat. Rombongan pun naik ke lantai 2 untuk melihat pabrik coklat Chocomory. Pengunjung dapat melihat seluruh kegiatan dalam pabrik dari jendela kaca besar yang mengelilinginya, karena Chocomory berprinsip "there's nothing to hide". Choco lovers pastinya sudah ga sabar mau masuk nih… tapi sebelumnya kami diajak melihat product knowledge Chocomory di lantai 3. Kembali sang owner, Axel, yang menyampaikan presentasinya. Chocomory diciptakan dengan latar belakang fakta bahwa Indonesia adalah negara penghasil coklat ketiga terbesar di dunia, tetapi belum ada produk coklat lokal yang sekualitas coklat luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, Axel mempelajari coklat ke negara-negara yang terkenal sebagai produsen coklat terkemuka di dunia, dan hasilnya adalah resep-resep kreasi coklat yang terdapat di Chocomory Shop. "Where Happiness Comes Alive" menjadi tagline Chocomory, karena happiness merupakan tujuan utama disini. Pengunjung dan karyawan yang bekerja di Chocomory semuanya harus happy! Dari presentasi dan sesi tanya jawab, saya kagum dengan luasnya pengetahuan sang owner tentang coklat dan teknis pengolahannya, serta visinya yang ingin menjadikan coklat produksi Indonesia lebih berkualitas, agar tidak kalah dengan produksi luar negeri.
Tidak berlama-lama dengan presentasi, akhirnya tiba saat paling dinanti yaitu praktek membuat coklat. Diawali dengan tour keliling pabrik yang dipandu oleh Axel, beliau menjelaskan proses pengolahan coklat dan alat-alatnya. Chocomory mengimpor bahan baku coklatnya dari Belgia, namun bibit coklatnya berasal dari Jawa. Oleh karena itu Chocomory berani meng-klaim sebagai the first Belgian chocolate shop in Indonesia.
Selagi kami berkeliling pabrik, proses produksi di pabrik terus berjalan seperti biasa, sehingga kami bisa mengamati langsung para karyawan membuat coklat. Sebelum mencoba masing-masing, sempat ditunjukkan pembuatan praline, bahkan beberapa peserta juga berkesempatan mencoba membuatnya. Untuk praktek masing-masing, kami bebas membuat coklat bar dengan topping sesuai keinginan. Seru juga ya ternyata membuat coklat sendiri, kelihatannya memang mudah tapi diperlukan ketelatenan supaya hasil coklatnya bagus. Senangnya karena coklat yang saya buat hasilnya cantik sempurna, tidak kalah dengan coklat yang dijual di toko :))
Sambil menunggu semua peserta menyelesaikan coklatnya, disediakan juga tester coklat yang cukup melimpah, dan boleh dihabiskan semuanya.. hehe..
- Almond Crunchies: best seller di Chocomory, resep yang berasal dari Swedia, terbuat dari caaramel, butter, dan almond. Saya pribadi kurang suka, karena manisnya tak tertahankan.. tapi tergantung selera sih :P
- Chocoreo: 2nd best seller di Chocomory, berupa biskuit Oreo yang dilapis coklat di bagian luarnya. Pecinta Oreo pasti suka, termasuk saya…
- Wafer Fingers: wafer vanilla 4 layer yang dilapis coklat, teksturnya crunchy dan creamy. Saya suka yang ini karena terasa light dan manisnya pas.. jadinya ambil lagi dan lagiiii...
- Cookie Coins: home made butter cookies berlapis coklat, enak, butter cookiesnya cenderung plain sehingga pas dengan milk chocolate yang cukup manis
- Cornflakes: crunchy dan light, cocok untuk snack, juga kadar manisnya paling rendah di antara produk kategori chocolate covered
Usai bersibuk-ria dengan coklat di dalam pabrik, kami kembali berkumpul di area resto, dan ternyata masih ada satu suguhan penutup yaitu Blueberry Yogurt Shake. Nikmat lho, minum yogurt dingin yang manis sore hari begini. Saya pribadi memang suka dan sudah sering mengkonsumsi yogurt blueberry dari Cimory, jadi sudah familiar dengan rasanya. Hanya disini rasanya agak lebih manis dari yogurt Cimory botolan yang biasa saya beli di supermarket.
Sudah hilang capeknya berkat kesegaran Blueberry Yogurt Shake, kini saatnya belanja coklat! Rombongan digiring ke toko Chocomory dan bisa belanja sepuasnya untuk dibawa pulang. Produk-produk yang tadi sudah dicicipi dan dilihat pembuatannya dalam pabrik, semua ada di sini. Chocomory shop sendiri ditata apik dengan pernak-pernik bernuansa alami.
Pastinya saya ingin membawa pulang coklat-coklat lezat yang terpajang rapi di Chocomory Shop ini, dan inilah hasil belanjaanku:
Belgian Praline (IDR 8.000/piece)
I love pralines! Dari awal melihat etalase berisi aneka praline ini saya sudah tertarik banget, terutama yang menggunakan dark chocolate. Saya pun memborong 10 pralines (kurang banyak, yaa?) dengan aneka rasa:
Cherry
Tampilannya berbeda sendiri, berbentuk seperti dipped cherry dengan tangkai cherry yang dibiarkan terbuka. Cherry-nya memakai cherry botolan, tapi yang menarik ternyata ada 2 lapisan coklat yang membungkusnya. Di bagian dalam adalah dark chocolate dan di bagian luarnya milk chocolate. Perpaduan dua jenis coklat menjadikan keseluruhan rasa cherry praline jadi tidak terlalu manis. This is my favorite!
Green Tea
Shell-nya dari white chocolate dengan filling green tea berwarna hijau di dalam. White chocolate sudah pasti agak terlalu manis menurut standar saya, tapi saya suka fillingnya dengan aroma green tea yang cukup kuat terasa. Kalau bisa memilih, saya pribadi lebih suka filling ini dipadukan dengan dark chocolate yang pahit, pasti enak…
Strawberry
Masih dengan shell dari white chocolate, yang ini fillingnya berwarna merah muda dengan rasa strawberry. Lagi-lagi saya suka fillingnya yang ada sedikit rasa asam segar, menjadikannya lebih pas dipadukan dengan manisnya white chocolate.
Mint
Saya suka karena shell-nya memakai dark chocolate, hanya filling mint-nya kurang 'nendang' menurut selera saya. Aroma mint-nya kurang kuat dan lebih dominan manis.
Nutella
Filling nutella pastinya enak, apalagi shell-nya memakai dark chocolate. Rasa coklat dan nutella benar-benar perpaduan yang mantap.
Hazelnut
Rasa hazelnut cukup terasa, tetapi tidak terlalu kuat
Rasa hazelnut cukup terasa, tetapi tidak terlalu kuat
Coffee
Filling kopinya tidak terlalu kuat terasa, tapi tetap enak dan saya justru menyukainya.
Filling kopinya tidak terlalu kuat terasa, tapi tetap enak dan saya justru menyukainya.
Original Dark Bar 70% (IDR 43k)
Agak sulit menemukan chocolate bar yang satu ini, karena rupanya tidak ada banyak stock seperti jenis lainnya. Bisa dimaklumi, karena mungkin tidak banyak konsumen yang menyukai coklat pekat berkadar 70%. Saya justru penasaran dengan produk ini, seberapa pekat rasa coklatnya ya? Ternyata… memang coklatnya enak. Coklat berkualitas paling dapat dirasakan dari dark chocolate karena tidak banyak campurannya, dan terbukti coklat Belgia yang terkenal enak memang bisa saya rasakan di produk satu ini.
Agak sulit menemukan chocolate bar yang satu ini, karena rupanya tidak ada banyak stock seperti jenis lainnya. Bisa dimaklumi, karena mungkin tidak banyak konsumen yang menyukai coklat pekat berkadar 70%. Saya justru penasaran dengan produk ini, seberapa pekat rasa coklatnya ya? Ternyata… memang coklatnya enak. Coklat berkualitas paling dapat dirasakan dari dark chocolate karena tidak banyak campurannya, dan terbukti coklat Belgia yang terkenal enak memang bisa saya rasakan di produk satu ini.
Riceball Rocher (IDR 10k/ 4 pieces)
Konsepnya sama dengan cornflakes, hanya memakai rice krispies.. tapi saya lebih suka yang ini. Ada sedikit rasa asin dari rice krispiesnya, jadi terasa balance dengan lapisan coklatnya yang tidak terlalu manis. Snack crunchy yang menyenangkan!
Sampai di rumah, saya jadi merasa belanjaannya kurang banyak.. harusnya bisa stock lebih banyak lagi karena produk Chocomory tahan disimpan lama meskipun tanpa pengawet, asalkan tidak sampai lumer.
Untuk mengakhiri review ini, kembali lagi ke pertanyaan di awal cerita, "Apa jadinya jika seorang penggemar coklat 'bermain' di pabrik coklat?" Jawabannya.. itulah saya dan Chocomory. We had fun all the day!
Chocomory
Cimory Riverside
Jalan Raya Puncak 415, Cisarua, Puncak, Bogor
Facebook: Chocomory Twitter: @Chocomory
Whoaaaa..... Cool review!!!
ReplyDeleteWHOAAAAA...... sembah sembaaahhhhh
Trimakasiiihhh... tapi ndak bole sembah2 ah, lebih baik persembahan dalam wujud kado atau traktir2 ajah... hohoho... *super big grin*
Delete